Episode 1
(Tentang Seekor Nama)
Aku, Aku adalah aku apa adanya
Hanya saja aku terlalu sering mengada-ada
Mataku selalu kutautkan pada kekosongan yang hampa
Ahh.. kenapa terlalu kumembanggakan “Aku”? dan.. kenapa?
Dengan segala kerapuhanku aku selalu ingin menjadi raja?
Aku, Aku adalah aku apa adanya
Diselimuti awan hitam adalah wajahku, Hmmh..
Inikah wajah yang tak termakan oleh sang waktu itu? yang,
Bersemayam didalamnya ribuan mesin pembunuh waktu?
Aku, Aku adalah aku apa adanya
Malam kelam adalah jiwaku
Ringkih hitam adalah ragaku
Usang? ya, usang!! usang itu tak juga menghampiriku
Lalu lalang bisu itu tak juga menghempaskanku, hey..
Lihatlah !! Alam begitu luas menghampar, tapi kenapa?
Aku tetap terpenjara dalam perkelahian yang hingar?
Hatiku..!! hey, hatiku..!! Berapa lama lagi kau harus berkelakar?
Episode 2
( Tentang Seekor Aku )
Aku, aku adalah aku apa adanya
Tapi sayang aku tak ada apa-apanya
Kuliarkan akalku sedemikian rupa
Untuk kemudian aku tautkan pada kekosongan tanpa rasa
Aku, aku bukanlah apa-apa
Aku hanya setitik tai burung camar
Yang menempel pada satu sisi sudut kamar
Dengan keresahan yang tetap sumbar
Aku, aku bukanlah ada
Tapi hanya mengada-ada
Dan aku tak akan pernah ada
Jika tak ada Yang Menyinta
diketik oleh Ahmad Adib Amrullah